Di era digital saat ini, sepertinya rilisan cetak memang masih memiliki tempat khusus di hati setiap penggemarnya, meskipun banyak hal telah beralih ke format digital tapi masih banyak alasan mengapa rilisan cetak tetap berharga bagi beberapa orang, mungkin Graffistory salah satu orang yang akan setuju tentang hal itu, mengarsipkan lumayan banyak katalog pameran, zine, majalah hingga buku-buku graffiti yang dibuat oleh teman-teman writter di Indonesia.
Kami juga sempat mengajukan beberapa pertanyaan mengenai apa itu graffistory hingga koleksi favorit yang mereka miliki.
Berikut sesi tanya jawab singkat kami bersama graffistory.
Wadezig! : Graffistory tuh apa?
Graffistory : Graffistory sebenarnya adalah sebuah media graffiti yang berbasis di Jakarta. Saat ini kami berfokus pada pengarsipan karya cetak baik dari buku atau majalah grafiti di Indonesia dengan writers yang juga lokal. Intinya, yang masih ada hubunganya dengan graffiti Indonesia. Ini adalah upaya kami agar rilisan buku dan majalah dari para pelaku grafiti lebih terarsip, sekaligus tak hanya dikenali oleh sesama penikmat tapi juga oleh masyarakat luas.
Wadezig! : Apa yang jadi latar belakang terlahirnya akun graffistory?
Graffistory : Sebenarnya saya dulu juga writers, kisaran tahun 2013-2018, tapi akhirnya saat pandemi 2020, mulai muncul hobi lain tapi yang masih ada hubungannya sama grafiti. Dimulai dengan beberes kamar, kemudian menyadari bahwa 'oh, saya punya beberapa koleksi buku lama grafiti, lho.' Kemudian mulai tertarik lagi buat mengulik buku graffiti Indonesia.
Wadezig! : Jadi sebenarnya apa yang mau diliatin atau disampaikan oleh graffistory?
Graffistory : Sederhana saja, saya ingin para writers mulai sadar untuk menyimpan dokumentasi karyanya secara fisik, entah itu dalam wujud buku atau majalah.
Wadezig! : Di era digital sekarang seberapa penting rilisan fisik? emng masih ada hype nya ya?
Graffistory : Saya percaya, trend fisik selamanya masih ada, seperti contoh, piringan hitam atau CD. Jadi, buku fisik atau majalah fisik graffiti tentu pasti masih punya tempat tersendiri oleh para penggemar rilisan fisik.
Wadezig! : Dapet dari mana saja koleksi buku dan zine nya?
Graffistory : Nah ini dia yang gak banyak orang tahu bahwa ada banyak orang yang juga berburu buku dan majalah grafiti. Dari sana kemudian saling sharing dengan sesama kolektor. Ada juga yang dapat media sosial seperti Instagram, kemudian komunikasi dengan sesama writers, transaksi online, malah ada yang dikasih cuma-cuma. Gak sedikit yang ajak barter, tapi kadang kalau mereka tidak ingin menjual karna mungkin langka, Lalu saya tawarkan buat saya dokumentasikan. Gak jarang saya turun buat hunting ke toko buku lama di kawasan di Blok M.
Wadezig! : Buku/Zine apa yang masih jadi incaran saat ini?
Graffistory : Banyak sih, tapi paling bukunya JMK, bukunya CAKES "Day to Day", BIZZARE SEND7, sama zine Street Magz.
Wadezig! : Ada spesifikasi khusus ga biasanya buku/zine yang dikumpulkan?
Graffistory : Yang jelas cuma satu, yaitu writers Indonesia atau buku luar yang ada graffiti Indonesianya. Misal seperti zine HSM, zine INVASIAN, dan lain-lain.
Wadezig! : Dari sekian banyak koleksi zine sama buku yang kamu kumpulkan sebutin dong yang paling oke dan alasannya?
Graffistory : Ada satu yang menurut saya spesial, yakni buku dari almarhum CNGR. CNGR diketahui sudah meninggal dan kini jadi legend di kalangan kita. Namun di balik sosoknya, saya pernah punya kisah yang sebetulnya gak sengaja tapi begitu membekas. Kami pernah bertemu di jalan yang ketika itu saya dan teman saya lagi bombing, mungkin sekitar tahun 2014 di Tangerang. Sosoknya cukup membekas buat saya. #RIPCNGR #FOREVERCNGR
Wadezig! : Sampai saat ini sudah berapa banyak buku/zine yang kamu kumpulin?
Graffistory : Mungkin kalau digabung dengan majalah lain atau koleksi lain yang berbau graffiti Indonesia, jumlahnya berkisar 80-an.
Wadezig! : Menurut kamu gimana perkembangan scenenya di Indonesia sekarang?
Graffistory : Jelas udah sangat berkembang pesat, dari mulai secara style, eksplorasi warna udah canggih banget, regenerasinya juga bagus banget, banyak writers muda yang keren-keren.
Wadezig! : Punya atau ada rencana mau bikin rilisan sendiri juga ga?
Graffistory : Ada sih, udah ada obrolan dengan sama sesama writers juga. Namun secara personal Graffistory ingin rilis karya dari kami sendiri bukan rilisan buku writers lain.
Selengkapnya kalian bisa cek langsung di instagramnya @graffistory
Foto Credit : Graffistory